Jumat, 29 Januari 2016

melihat Allah

sesungguhnya Allah itu nyata, dapat dilihat, tapi hanya bagi orng yang mengenalNYA,

ada sebuah ungkapan ulama: " Barang siapa yang mengenal dirinya, niscaya akan mengenal tuhanNya",

ungkapan diatas bukan berarti dirinya tuhan, tapi bagi yg mau terus belajar dan meminta petunjuk Allah, niscaya Dia akan memberikan kepahaman. maka teruslah belajar wahai anakku, dengan mencari tahu  bagaimana dan siapakah dirimu sebenarnya.
semua sudah ada di quran dan hadist nabi muhammad saw.

Bila seseorang hanya mengenal nama saja, tanpa mengenal tanda tanda, atau ciri cirinya, tentu dia tdk akan dapat melihatnya, walaupun dia itu berhadapan,
 itulah maka Allah mengenalkan diriNya dgn tanda tanda yg jelas pada Quran, yg diperuntukan bagi orang orang yang berakal, bukan untuk orang orang yg cerdas,

Berakal dan cerdas adalah dua hal yg berbeda,
Banyak orang yg cerdas, tapi tidak dapat melihat kebenaran,
orang berakal adalah orang yang dapat membedakan yg salah dan yg benar.

orang yang cerdas, mengandalkan pikirannya, mengasah otak, yg dapat disetting untuk hal apapun didunia ini, maka mereka menyebutnya alam sadar.

orang berakal, mengandalkan hati nurani, yg tidak akan pernah salah untuk membedakan mana yg salah dan mana yg benar.

untuk dapat melihat, mendengar dan merasa hati nurani, dibutuhkan koneksi Hati dan otak , atau akal dan pikiran, atau Alam sadar dan bawah sadar,

otak berfungsi sebagai media pengumpul data, dan sebagai sumber perintah, atau sebagai input dan output, sekaligus memory / menyimpan.

Hati adalah seperti processor khusus dilengkapi memori jangka panjang, yg berfungsi untuk mengolah data yg diberikan otak, yg kemudian dikirim kmbali keotak dalam bentuk 2 pilihan, jalankan atau tidak, ( enter / cancel ).

semakin banyak hal keduniaan yg diolah otak, maka orang ini akan menjadi pintar, dan hati dipenuhi oleh keinginan keinginan yg berseifat kesenangan dunia, yg dalam jangka panjang, akan membuat komunikasi inten antara dua arah saja, yaitu otak dan hati.
berbuntut los koneksi dengan Hati nurani.

apabila hati nurani sudah tidak dapat didengar dan dirasa, maka orang ini sudah seperti binatang bahkan lebih rendah lagi, walaupun dunia mengakui kecerdasannya yg luar biasa.
Itu digambarkan pada kaum yahudi, yg sangat cerdas didunia, tidak ada yg menandingi mereka.

apabila Hati diberikan input yg banyak tentang ketuhanan oleh otak, seperti ilmu agama, maka hati akan mengolah input dari tanda ketuhanan yg dapat dilihat otak di alam ini, yg pada umumnya sulit untuk dipahami dan dimengerti, tapi dia dapat merasa walaupun hanya sedikit, namun bila dia selalu berusaha untuk memahami dgn terus belajar dan merenung, yg pada akhirnya suara hati nurani semakin jelas, makin nyata, yg nantinya akan membuka penutup/hijab yg menyelimuti hati, semakin banyak hijab yg terbuka, maka semakin luas pandangan hatinya, makin lebar telinga hatinya.

ilmu yg bersifat ketuhanan itu, memiliki banyak jalan, apabila ilmu ketuhanan itu tidak memiliki arahan yg tepat, maka dia akan melihat hal yg salah, walaupun dia benar benar dapat menyaksikan hal hal yg tdk dilihat orang lain.
Jalan yg tepat didalam islam adalah jalan yang lurus, yg tertuang pada Quran dan hadist nabi , semakin besar keinginan untuk mendapatkan ilmu jalan yg lurus ini, maka semakin banyak jalan jalan lain yg hadir.

untuk dapat mengetahui jalan yang lurus, maka harus selalu diselaraskan dgn quran dan hadist, sebab banyak jalan yg akan terlihat disamping jalan yg lurus itu, kalau tidak hati hati, maka kita mengikuti jalan yg lain, alias sesat.

teramat banyak orang muslim masuk Alam Jin, sehingga banyak mereka ditipu Jin dgn dalil Islami yg tidak ada kesesuain dengan quran dan hadis, seiring dengan kemampuan unik yg mereka dapat, sehingga dia sudah merasa di jalan yg benar, padahal atas bantuan kaum Jin,
seperti salah satu sumpah Iblis".........,maka akan aku sesatkan anak adam, hingga mereka merasa benar dgn kesalahan mereka".

maka wahai anakku, sadarlah dan hati hati,
tinggalkan segala pembelaan atas kebenaran diri, niscaya Allah akan membentangkan kebenaranNya.
nabi meninggalkan 2 hal, bila kita berpegang kepada 2 hal itu, niscaya tidak akan sesat selamanya.
yaitu Quran dan sunnah nabi (hadist)

Kamis, 07 Mei 2015

Nabi Muhammad SAW sudah pasti masuk surga

Bismillahirrahmanirrahiim

Akhir Akhir ini ada opini salah seorang yang bergelar Profesor yang bernama Quraish Shihab, yang mengatakan bahawa Nabi Muhammad SAW, belum pasti masuk surga
Nauzubillahimizalik......

Wahai anakku
Ketahuilah bahwa Rosulullah adalah satu satunya nabi yang dapat memberi safaat untuk umat di akhirat nanti
Penafsiran yang salah dari Quran dan hadish nabi, dapat membuat pemahaman yang salah pula.

Pada penafsiran hadish nabi ini : nabi memberitahukan sahabat bahwa amal bukan penyebab seseorang masuk surga, kemudian sahabat bertanya, bagaimana halnya denganmu ya rasulullah?, nabi menjawab, " Demikian juga dengan aku, kecuali Allah menaungiku dengan Rahmatnya".

 Dari hadish diatas. kita tidak menyimpulkan bahwa nabi belum tentu masuk surga

Tapi kita mesti menyimpulkan bahwa seluruh amal kita tidak dapat mengantar kita kesurga, tapi Rahmat Allah yang membawa kita ke surga tsb.

Jadi kalau kita memahami demikian maka kita tidak mejadi orang yang ujub, yang mengandalkan amal ibadah, lupa dengan Allah, sementara Amalan kita itu sendiri adalah karunia Allah, bukan berasal dari diri sendiri, sebagaimana yang papa terangkan pada tulisan papa terdahulu.

Orang yang selalu mengingat Allah, dia pasti akan lupa dengan selainNya, Semakin banyak mengingat Allah, maka semakin banyak melupakan amal diri.

Nabi juga pernah berkata bahwa" Ada orang yang selama hidupnya melakukan amalan surga , hingga antara dia dan surga hanya sejengkal, tapi Allah telah menetapkan dia di neraka, maka diakhir akhir kehidupannya dia melakukan amalan neraka, Dan ada orang yang sepanjang hidupnya melakukan amalan neraka hingga antara dia dengan neraka berjarak sejengkal, tapi Allah telah tetapkan dia sebagai Ahli Sorga, maka diakhir akhir hidupnya dia melakukan amalan surga,...dst".

wahai anakku.

Sadarlah bahwa yang perlu engkau raih adalah penyerahan diri kepada Allah, penyerahan diri ini yang dimaksud muslim.

Kita hanya seorang hamba Allah, makhluk ciptaanNya, dan Dia berbuat apa yang dikehendakiNya

Imam safei pernah ditanya oleh iblis,
" Aku diciptakan oleh Allah sesuai kehendakNya, kemudian Aku berbuat sesuai kehendakNya pula, Kemudian aku dimasukkan keneraka atau ke surga sekendakNya pula, Adilkah Allah itu?".
Maka imam Syafei menjawab," Kalau engkau melakukan perbuatan menurut kehendakmu, maka engakau ( Iblis ), tentu engkau sangat tolol, tapi, kalau engkau berbuat menurut kehendak Allah, maka Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya"

Contoh sederhana:

Kamu membuat sesuatu barang yang sangat bagus dan indah, kemudian barang yang telah kamu buat itu kamu bakar / kamu hancurkan, apakah itu salah?

tentu kamu akan menjawab tidak salah, sebab kamu yang membuat, terserahmu apa yang akan kamu lakukan kepada apa yang kamu buat itu.

Imam syafei berdoa " Ya Allah, kalau Engkau masukkan aku ke sorgaMu, aku tidak pantas, Kalau Engkau masukkan aku ke nerakaMu, aku tidak kuat, Ya Allah ampunilah semua dosa dosaku, kemudian terserah Engkau dimana aku Engkau tempatkan".

Seorang imam besar, merasa tidak pantas jika dimasukkan kedalam surga, padahal dia memiliki sangat banyak amal shaleh hingga dia termasuk jajaran dari imam yang empat.

Dia shalat bisa Ribuan Rakaat dalam sehari, mengatamkan Quran setiap saat, tidak ada amalanya yang tercela yang dibuatnya, tapi dia merasa tidak pantas dimasukkan ke surga.

Makanya wahai anakku, amalan mu sangat tidak ada artinya.

Ada seorang ulama sufi disuruh banyak bertobat kepada Allah, kemudian dia menjawab;

"Sekiranya tobat itu berupa makhluk dan dia mendatangiku, maka aku akan mengusirnya, sebab aku memohon kepada Allah untuk terhindar dari segala dosa, Jika Allah memandangku dengan Rahmtnya, apalah artinya dosa dosaku, jika Allah memandangku dengan keadilanNya, apalah artinya amal ibadahku"

Wahai anakku ..

Sadarilah, bahwa seluruh yang engkau terima, termasuk seluruh amalan shaleh yang kamu lakukan, itu semua adalah pemberian Allah. Tidak ada yang dapat kamu lakukan walaupun hanya sebesar atom sebuah amal sholeh.
Jadi kalau amal shalehmu berasal dari Allah, terus amalanmu yang mana yang akan kamu andalkan untuk mengantarkanmu kesurga?


Minggu, 03 Mei 2015

Jin

Bismillahirrahmanirrahiim.

Wahai anak anakku

Pada masa dahulu, jin adalah makhluk yang sangat takut kepada manusia, tapi dengan adanya beberapa kejadian yang membuat jin merasa kuat dari manusia, seperti terjadi pada suatu rombongan yang sedang memasuki hutan, kemudian mereka meminta izin kepada penghuni hutan yang tidak terlihat oleh mata kepala, dan ini memberikan kesan bahwa manusia takut kepada Jin yang ada di hutan tsb, dan hal ini berlanjut sampai saat ini.

Ketahuilah bahwa tidak ada satupun makhluk ciptaan Allah ini yang lebih sempurna dari manusia, baik itu Malaikat, iblis ( jin ), makanya Allah ketika sudah meniupkan ruh kepada adam, Malaikat diperintah untuk sujud kapada adam, Dan ada satu yang tidak mau sujud yaitu Iblis, yang mana dia merasa lebih baik daripada adam as.

Memang ketika Di surga Iblis sangat taat, dan memiliki bulu yang sangat bagus dibandingkan malaikat lain, sehingga iblis menjadi imam para malaikat, dan makhluk yang dilebihkan Allah diantara makhluk lainnya, namun ketika Adam diciptakan iblis merasa direndahkan, hal ini memicu kesombongannya, dengan mengatakan " aku lebih baik dari pada adam a.s", sehingga dia tidak taat kepada perintah Allah untuk sujud kepada adam.

Pada dasarnya iblis seperti mengatakan bahwa dia hanya mau sujud kepada Allah saja, dan merendahkan sesuatu selain Allah, tapi dia lupa bahwa perintah sujud itu dari Allah yang dia muliakan, maka dia termasuk orang yang sombong, dan mengusirnya dari surga.
Maka iblis meminta" Karena Engkau telah tetapkan aku sesat, maka hidupkanlah aku sampai hari kiamat, akan aku sesatkan anak adam, hingga tidak engkau dapati mereka berterimakasih(bersyukur), kecuali sedikit".

nah anakku, dari sedikit kisah diatas, dapat kita tarik sedikit kesimpulan tentang kesempurnaan makhluk ciptaan Allah.

Manusia Adalah makhluk yang paling sempurana, manusia memiliki sifat melebihi makhluk lain, bukan berbeda dari makhluk lain, tapi lebih lengkap dibanding makhluk Allah yang lain, Jadi apa yang dimiliki oleh makhluk lain juga dimiliki oleh manusia, dan tidak semua yang dimiliki manusia dimiliki makhluk lain.

Makhluk yang kita bahas disini tentang manusia, jin dan malaikat, Manusia memiliki semua sifat iblis, sedangak iblis memiliki semua sifat malaikat, contohnya bila Allah memberi ciptaanNya dengan 7 sifat, maka iblis memiliki 6 sifat, sedangkan Malaikat memiliki 5 sifat, penjabarannya seperti ini:

Manusia memiliki  1.2.3.4.5.6.7
Iblis memiliki        1.2.3.4.5.6
Malaikat memiliki 1.2.3.4.5.

Sifat yang dikaruniakan Allah kepada manusia 7 sifat:
1. Hidup
2. Mengetahui
3. Berkehendak
4. Berkuasa
5. Mendengar
6. Melihat
7. Berkata.

Sifat Iblis ( Jin )
1. Hidup
2. Mengetahui
3. Berkehendak
4. Mendengar
5. melihat.
6. Berkata

Sifat Malaikat:
1. Hidup
2. Mengetahui
3. Mendengar
4. Melihat
5. berkata

Oleh karena itu dapat kita lihat kesempurnaan yang dimiliki manusia tsb.
Kesempurnaan ini sekaligus menjadi kelemahan manusia
Malaikat tidak memiliki kehendak dan kuasa, sehingga dia Hanya Patuh kepada Allah.
Iblis Memiliki kehendak, sehingga dia bisa menentang perintah Allah yang tidak sesuai kehendaknya sendiri, tapi dia tidak memiliki sifat Kuasa sebagaimana manusia.

Dari jabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan Bahwa Manusia bisa berbuat lebih mulia dari pada Malaikat, dan bisa lebih Rendah dari iblis.

apa itu setan:
Setan bukan merupakan bentuk makhluk, tapi lebih merupakan bentuk perbuatan.
Setan terdapat pada golongan Jin, dan golongan manusia. Jadi tidak semua Jin adalah setan.
Bila manusia / jin melakukan perbuatan iblis, maka dia adalah setan.

Allah sudah menegaskan bahwa "setan adalah musuh yang nyata bagimu"

Apakah setan dapat Dililhat :
 Bila ada yang mengatakan bahwa setan tidak dapat dilihat, maka dia tidak memahami ayat ayat Allah tentang setan, Padahal Allah mengatakan Bahwa setan adalah musuh yang nyata ( jelas ),  sesuatu yang nyata tentu dapat dilihat, Namun bagi yang ahli berdebat tentu akan mendebat ini dengan potongan ayat Qur`an, padahal tidak ada Allah mengatakan bahwa setan itu tidak dapat dilihat, tapi Allah mengatakan Bahwa Setan itu " Mereka dapat melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka".
Contoh: seperti melihat presiden di televisi, Kita dapat melihat presiden, sedangkan presiden tidak dapat melihat kita, kenapa?. karena dia tidak dapat melihat tempat kita.

Makhluk Gaib:

Sangat jelas kita hampir yakin kalau  Jin itu termasuk makhluk Gaib, sedangkan Allah dan Rasul tidak pernah mengatan demikian. Kalau lah jin Itu makhluk Gaib, maka kita wajib iman/percayaa kepadanya.
Sebab Allah berfirman:".......dan orang  yang beriman kepada yang ghoib, dan mendirikan Shalat,......."

Yang Ghoib Disini tidak menujuk Jin didalamnya, yang ghoib inilah yang dinamakan Rukun Iman.
Sedangkan Jin adalah makhluk seperti kita, namun tidak memiliki kodrat ( kuasa ), hingga dia tidak memiliki tubuh/bentuk seperti manusia.

Hal ini sangat jelas bertentangan dengan opini orang orang sesat, bahkan mereka mengatakan macam macam bentuk jin tsb, ada yang hijau, merah , biru, tinggi, besar, kecil, dll sbgainya.

Memang ada orang yang dapat melihat sosok jin, tapi sosok itu tidak mewakili sosok jin yang utuh, sebab jin dapat mewujudkan dirinya sesuai keyakinan orang yang melihatnya, tapi kebanyakan mereka dapat melihat sosok itu didalam pikiran mereka saja, atau didalam mimpi mimpi.

Wahai anakku, Ketahuilah Jin itu tidak memiliki bentuk seperti yang kamu bayangkan, tapi bisa berbentuk seperti apa yang kamu bayangkan.

Jin itu makhluk nyata, sehingga dapat dilihat dengan ilmu ( pengetahuan ).

Allah sudah katakan bahwa setan itu. "......Mereka dapat melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka"
salah satu contohnya:
bila kamu tinggal dipadang, sedangkan temanmu tinggal di jakata, apakah kamu dapat melihat teman mu itu?, tentu tidak, tapi apakah temanmu itu tidak dapat dilihat (ghoib)?,,,,tentu dapat dilihat jika kamu pergi ketempatnya atau dia pergi ketempatmu.

wahai anakku... ini hanya sepintas pengetahuanmu tentang Jin, jangan ada takut dihatimu kepada mereka, sebab mereka tidak kuasa berbuat apapun kepadamu kecuali dengan hanya menyerumu denagan bisikan didalam pikiranmu saja, sangat patut kiranya merekalah yang takut kepadamu jika kamu mengetahui (berilmu).

Tayangan yang ada ditelevisi tentang alam lain, dan sebagainya, lebih banyak memberi mudarat ketimbang manfaat.
Banyak orang mencari jejak jin ditempat yang sunyi dan gelap, seperti kuburan dan rumah kosong, padahal mereka lebih banyak tinggal dirumah yang ada penghuninya, sebab mereka dapat minum dan makan dan berpakaian bersama manusia, tanpa harus repot berusaha sendir.

Bagaimana dia makan bersama manusia?

Bila kamu makan tidak mengucapakan Basmalah, maka Jin ikut makan makananmu, jika kamu minum tanpa basmalah, maka jin akan ikut meminum minumanmu, jika kamu berpakaian tampa basmalah, maka jin ikut memakai pakaianmu.

Jangan engakau biarkan dia sejahtera dimanapun kamu berada, rumah yang penghuninya selalu ingat Allah, maka Jin tidak akan merasa betah dirumah itu..

Bersambung....................














Senin, 13 April 2015

Mengenal Allah

Ada sebuah ungkapan yang sebagian ulama berpendapat bahwa ini bukan Hadist Nabi yang shohih:
" Man arrofan nafsahu, faqod arrofan robbahu"
"Siapa yang kenal dirinya(nafs), niscaya dia kenal Tuhannya"

ungkapan diatas sangat singkat, tapi bisa dipahami oleh yang diberi petunjuk oleh Allah, dan bisa menyesatkan, bagi siapa yang dikehendaki Allah sesat.

Pada Kalangan penempuh jalan sufi / tasyahuf, atau tarikat, ungkapan diatas diyakini dari Hadist Qudsi.
tapi juga sangat dekat dengan kalangan penempuh ilmu kebatinan.

Anakku...
Agar kamu tidak bingung, maka papa akan jabarkan pemahaman yang papa pahami:

Barang siapa yang kenal dirinya, niscaya dia kenal Tuhannya.

Bagi kalangan ilmu kebathinan, akan menjalani pengetahuan tentang diri manusia secara jasmani, yang terdiri dari kulit, daging, urat, tulang, dan seterusnya.
sehingga pada akhirnya mereka akan meyakini bahwa dirinya itulah tuhan, jadi siapa kenal dirinya, maka dia kenal tuhannya. sehinngga tidak sedikit yang dapat memiliki kesaktian dari pemahaman seperti ini

Tapi tidak dalam pemahaman papamu ini.

Papa sudah menempuh pengajian kebathinan dan tasyahuf, dan pemahaman papa bertentangan dengan pemahaman yang demikian.

Bagaimana mengenal Allah, yaitu dengan mengenal dirimu.
Apakah kamu sudah kenal dengan dirimu sendiri?
Siapa, darimana dan mau kemana kamu?

Anakku..
Ketahuilah, bahwa makhluk bersifat "Lahaula wala quata"
" tidak punya daya dan tidak punya kekuatan".
inilah sifat diri yang sebenarnya

"Karena tidak mempunyai daya untuk berbuat baik, dan tidak pula punya kekuatan untuk tidak maksiat"

Ketika Allah mengabarkan kepada malaikat, bahwa Dia akan menjadikan / menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, kemudian Malaikat yang selalu patuh dan taat ini bertanya kepada Allah, Mengapa engkau menciptakan sesuatu yang akan membuat kerusakan dan tumpah darah dimuka bumi...

Jadi dari sini dapat sedikit kita melihat siapa kita sebenarnya, kita hanya dapat berbuat kerusakan dan keburukan.
Jadi bila kita melihat diri, maka kita akan melihat ahli maksiat,
Kemudian apabila Allah karuniakan petunjuk, maka kita seperti ahli kebaikan.
Kita manusia hanya dapat berbuat hal yang tidak benar dan baik, manusia bersifat salah,
manusia diliputi segala perbuatan maksiat.

Kemudian Allah memberi petunjuk kepada yang dikehendakinya, dan membiarkan sesat siapa yang dikehendakinya.
Manusia yang sudah disempurnakan dengan pertolongan Allah, menjadi " Lahaula wala quata ilabillah"
"tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah".
sehingga dia menjadi orang yang berterimakasih kepada Allah,
bila kamu merasa berbuat baik / beramal sholeh, tentu kamu akan berharap mendapat balasan dari apa yang telah kamu buat, sehingga kamu terjerumus ke jurang kekufuran yang tidak kamu sadari.
Tentu masalah pahala yang dijanjikan Allah pada alQuran adalah benar bagi yang belum mengenal dirinya sendiri, seperti anak anak, ketika anak anak dibujuk untuk belajar giat dengan janji akan diberi hadiah apabila memiliki nilai yang bagus, sehingga anak tsb belajar dengan semangat, padahal manfaat dari belajar itu adalah untuk dirinya sendiri, tapi karena dia belum mengerti, maka orang tua meiming imingi hadiah tsb, tapi setelah dia dewasa dan tahu bahwa belajar itu untuk dirinya, tentu tidak ada sedikitpun dia berharap hadiah dari orang tuanya, tapi justru berusaha untuk menyenangkan hati orangtuanya.
Demikian pula bagi orang yang baru belajar islam, pada awalnya dia diberikan ilmu tentang manfaat berupa pahala ketika melaksanakan shalat, sebab shalat bagi orang yang baru adalah sebuah beban, tapi ketika dia tau bahwa shalat itu adalah untuk dirinya sendiri, tentu dia sangat semangat melaksanakannya.
Kemudian bila Allah kehendaki, dia akan merasa bahwa shalat itu karunia / pemberian Allah, sehingga dia bersyukur.
bukan malah berharap mendapatkan balasan dari pemberian yang kamu terima itu
nauzubillah....

Oleh karena itu wahai anakku.....
camkan baik baik dihatimu, bahwa kamu hanya dapat berbuat maksiat saja bila Allah tidak memberi kamu petunjuk, semua amal baikmu itu adalah karunia Allah yang wajib kamu syukuri.

Ada sebuah kutipan hadis Qudsi:

'Wahai hambaKu, sesungguhnya kamu itu sesat, kecuali aku beri petunjuk"
'Wahai hambaKu, sesungguhnya kamu itu telanjang, kecuali aku beri pakaian"

.
 Ada salah satu perkataan iblis kepada Allah.
" Akan aku sesatkan anak adam, hingga tidak akan Kamu dapati mereka bersyukur kecuali sedikit".

Maka apabila kamu telah merasa berbuat baik, shalat, puasa, zakat, haji, kapan kamu akan berterimakasih / bersyukur kepada Allah, tentu tidak kamu lakukan, kecuali hanya mengucapkan dengan lidahmu Alhamdulillahirrabbilalamiin. tapi hatimu merasa telah memberi persembahan kepada Allah yang maha tidak membutuhkan segala sesuatu..... nauzubillahiminzalik.
Bila itu yang kamu rasakan wahai anakku, maka bertobatlah yang sungguh sungguh sambil minta petunjuk Allah


Minggu, 12 April 2015

Hakikat Tauhid

                  Bismillahirrahmanirrahim
Tauhid adalah Keesaan Allah, atau dengan kata lain Bahwa yang ada satu satunya hanya Allah.
Kalimat Tauhid: Laillahailallah.
artinya " Tidak ada Illah selain Allah".

Arti kalimat Tauhid tergantung tingkat pemahaman penterjemah, dan terkadang meleset dari makna sebenarnya, ada yang menterjemahkan dengan penambahan kata yang sebenarnya tidak terdapat dalam kalimat tersebut, seperti:
 " Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah"
Arti seperti ini justru menjauhkan kita dari makna yang dimaksud dari kalimat "Laillahailallah", dan terkesan Allah ingin sekali disembah, dan manusia memberi persembahan, Ini sangat mengesankan Allah membutuhkan Makhluk, Padahal Makhluklah yang membutuhkan Allah, dan juga terkesan bahwa makhluk punya andil dalam perbuatan / berbuat sesuatu.

anakku...
Pahamilah Bahwa Allah itu sangat tinggi, sangat mulia, tempat bergantung segala sesuatu, yang menciptakan makhluk serta perbuatan makhluk.
Laillahailallah adalah pengakuan bathin yang menyatakan tidak ada illah, yang ada Hanya Allah saja.

untuk itu papa akan terangkan sedikit tentang "Illah" yang tidak papa terjemahkan diatas, sebab Illah disini bermakna sangat luas dan menyeluruh, Kalau boleh papa tekankan, Illah ini adalah sesuatu apapun selain Allah, Jadi segala sesuatu selain Allah, baik yang hidup, mati, terlihat/tidak terlihat dengan mata, Terasa / tidak terasa oleh pancaindra kita, dalam bentuk apapun, dimanapun dan kapanpun, ini adalah Illah.

Oleh karena itu, papa berharap kamu dapat memaknai kalimat tauhid itu dengan benar,
"Laillahailallah" bermakna "Tidak ada segala hal dan sesuatu, kecuali Allah".

Singkatnya yang ada itu hanya ALLAH semata mata.

Tujuh sifat allah yang dilimpahkan kepada manusia:
1. Hidup
2. Mengetahui
3. Berkehendak
4. Kuasa
5. Melihat
6. Mendengar
7. Berkata.
Nah jika sifat yang tujuh itu diambil oleh Allah, apa yang ada padamu?.
Tentu hanya sebuah patung manusia yang terdiri dari kulit Daging,urat dan tulang, yang sering kita sebut Mayat untuk sebutan pada manusia, dan bangkai untuk sebutan pada binatang,

Anakku...
Kalau kamu sudah mengerti dengan keadaanmu sebenarnya yaitu:
1. tidak Hidup atau mati
2. Tidak mengetahui atau bodoh
3. Tidak berkehendak atau pasif / pasrah
4  tidak.Kuasa atau lemah
5. Tidak melihat atau buta
6. Tidak mendengar atau Tuli
7. Tidak berkata atau bisu.

Kesimpulan Tauhid dari penjabaran diatas:
1. Tidak ada yang hidup, Allah yang Hidup
2. Tidak ada yang Tahu, Hanya Allah yang Tahu
3. Tidak ada yang berkehendak, Hanya allah yang berkehendak
4. Tidak ada yang Kuasa, Hanya Allah yang Kuasa
5. Tidak ada melihat, Hany Allah yang melihat
6. Tidak ada yang mendengar, hanya Allah yang mendengar
7. Tidak ada yang berkata kata, hanya allah yang berkata kata.

Oleh karena itu wahai anakku....

Tanamkanlah tauhid di batinmu, sehingga kamu benar benar menyerahkan kembali kepada Allah segala sesautu tanpa ada sisa, bagaikan orang mati, yang tidak dapat berbuat apapun,
Orang mati tidak dapat shalat, puasa, zakat, haji dan berbuat baik sedikitpun, orang mati benar benar pasrah dan menyerahkan diri tanpa dapat berbuat apapun.

Jadi bila tauhid mu sudah benar, maka kamu sudah tidak merasa berbuat baik sedikitpun, perbuatan baikmu itu adalah pemberian Allah, yang dengan itu kamu bersyukur atas pemberiannya itu, bukanya mengharap sesuatu
Segala sesuatu dan hal yang kamu alami adalah pemberian Allah, tanpa terkecuali, Kamu tidak dapat Shalat, kalau Allah tidak karuniakan Shalat itu kepadamu, Kamu Tidak dapat Puasa jika Allah tidak karuniakan puasa itu kepadamu, Kamu tidak dapat Berzakat, Berhaji, Jika allah tidak karuniakan kepadamu.

Jadi singkatnya Pahamilah bahwa segala perbuatan baik dan Ibadah-mu selama ini adalah semata mata karunia Allah saja, Bukan hasil dari Dirimu sendiri.

Ketika Shalat kita selalu membaca:," Inna Shalati, wanushuki, wamahyaya, wamamati, lillahirabbil`alamiin"
" sesungguhnya Shalatku, ibadah/ perbuatan baikku, hidupku dan matiku, Milik Allah tuhan semesta alam".
Ini menegaskan bahwa hal itu adalah bersunber dari Allah bukan dari dirimu, kemudian Allah tegaskan lagi;
"Lasyarikalahu, wabizalika ummirthu, waanna minnal muslimiiin"
" Tidak ada serikat/sekutu bagi Allah, dan aku diperintah untuk tidak menyekutukanNya, dan sesungguhnya aku termasuk golongan orang yang berserah diri".

ini menegaskan bahwa Allah tidak bersekutu, berserikat atau bersama sama dengan makhluk dalam semua hal, Jadi jika Shalatmu, ibadahmu, hidupmu dan matimu adalah milik Allah, maka jangan sekali kali kamu merasa ikut memilikinya, dan apabila itu kamu lakukan maka kamu telah berbuat bersama sama dengan Allah, dengan Kata lain kamu Berserikat dengan Allah didalam bathinmu, yang disebut dengan syirik halus, Segeralah Kamu bertobat dengan sungguh sungguh, dan kembali menyerahkannya kepada Allah, Bila hatimu sudah merasa sudah tidak berbuat hal itu kecuali atas karunia Allah, Mudah mudahan kamu  tergolong orang yang berserah diri (muslimin), aamiin....

Hal dan uraian diatas adalah uraian kesimpulan dari ilmu Tauhid,
Yang bila dijabarkan secara detil, akan membuat bingung dan membuka peluang salah paham

Dan apabila Kamu sudah benar benar bersih dari syrik, insyaAllah kamu dapat melalui tahap mengenal Allah